Senin, 03 Oktober 2016

PUKAT LABUH



1.       PENGERTIAN
Menurut standarisasi penggolongan alat penangkap ikan secara Internasional, pukat labuh ini termasuk kelompok alat tangkap perangkap (traps) yang sejenis dengan Fyke Net. Ikan terperangkap kedalan alat ini oleh desakan air pasang yang cukup kuat, sehingga dengan bentuk jarring yang mengerucut memanjang sampai ujung kantong (code end) dapat memperkecil ikan keluar kembali lewat mulut kantong. Pada bubu labuh dari pantai timur Sumatera peluang ikan keluar kembali cukup besar mengingat tidak ada bagian penghalang ikan didalam tubuh jarring tersebut. Alat tangkap ini banyak digunakan di perairan Timur Sumatera, khususnya daerah yang mempunyai pasang surut cukup tinggi dengan arus yang relative cukup deras. Konstruksi pukat labuh dapat dibedakan menjadi tiga bagian utama yaitu kaki (sayap) kiri dan sayap kanan, badan dan kantong.
Untuk memperkecil ikan keluar kembali lewat mulut jarring pada bagian belakang badan kantong dilengkapai dengan “funnel net”. Ukuran konstruksi jarring pukat labuh secara keseluruhan diperkecil dari ukuran bubu labuh yang sebenarnya, sehingga ukuran konstruksi yang dibuat sekarang sebesar ukuran pukat cantrang.
Untuk membuka mulut jarring ke arah vertical maka pada bagian tali ris atas ditempatkan sejumlah pelampung dan pada tali ris bawah ditempatkan sejumlah pemberat timah. Untuk membentangkan sayap jarring agar mulut jarring terbentang lebar, maka kedua ujung sayap ditempatkan jangkar pemberat yang terbuat dari besi yang juga befungsi sebagai pemberat agar pukat labuh tidah bergeser/tetap berada di tempat, karena adanya arus pasang surut tadi. Arah bentangan mulut jarring menghadang arah arus dengan harapan ikan yang terdorong oleh kekuatan arus masuk kedalam kantong.

2.       JENIS IKAN SASARAN
Ikan yang tertangkap adalah ikan yang bergerak mengikuti pola gerak arus pasang surut pada daerah pesisir setempat. Ikan – ikan tersebut antara lain: senangin, kembung, bawal, paran – parang , julung – julung, alu – alu dan ikan demersal antara lain: kuniran, tiga waja, sebelah, nomei, beloso, udang penaid terdiri dari: udang kelong, udang swallow, udang krosok, udang getak serta berbagai jenis non ikan lainnya seperti rajungan dan cumi – cumi.

3.       WAKTU, MUSIM DAN DAERAH PENANGKAPAN
Pemasangan atau pegoperasian alat ini dilakukan pada waktu perairan menjelang pasang, pada kedalaman 5 – 15 meter. Musim penangkapan dapat dilakukan sepanjang tahun kecuali pada saat gelombang kuat (pada puncak musim barat). Daerah penangkapan pukat labuh pada daerah pasang surut yang cukup tinggi seperti perairan pantai Timur Kalimantan. 

4.       SARANA APUNG / KAPAL
Penangkapan dengan pukat labuh pada umumnya memerlukan kapal yang berukuran relative kecil berkisar antara 5 – 15 GT tergantung jumlah unit pukat labuh yang akan dipasang/dioperasikan. Kapal berukuran lebih besar memungkinkan untuk menampung hasil tangkapandari beberapa kali penangkapan dan biasanya beroperasi dengan bermalam selama beberapa hari. Namun untuk daerah operasi yang dekat sehingga memerlukan waktu satu hari pulang maka cukup digunakan kapal berukuran 5 GT.

5.       METODE PENGOPERASIAN
Setelah menemukan lokasi tempat pukat labuh akan dipasang, terlebih dulu diperhatikan arah arus perairan setempat. Pukat labuh dipasang menghadap arah arus pasang surut, untuk menangkap ikan yang pergerakannya mengikuti pola arus pasang surut setempat. Urut – urutan pemasangan pukat labuh adalah sebagai berikut: pertama jangkar pada salah satu ujung sayap dibuang diikuti dengan tali jangkar, kemudian jarring sayap diikuti bagian badan jarring sampai ujung kantong dan bersamaan itu jarring sayap berikutnya dibuang ke laut yang kemudian diakhiri pembuangan tali dan jangkar pada ujung sayap tersebut. Selesai menurunkan semua bagian jarring tahap berikutnya adalah menunggu sampai arus pasang tenang kembali (arus mati).
Pengambilan hasil tangkapan dilakukan dengan cara mengangkat bagian kantong ke atas kapal. Tali ujung kantong dilepas dan hasilnya ditumpahkan pad geladak kapal. Pengangkatan bagian kantong tersebut dilakukan paa saat arus mati.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar