DESAIN KONSTRUKSI
PUKAT HELA DENGAN MODIFIKASI SQUARE MESH
Hudring, Perekayasa Muda, Balai
Besar Penangkapan Ikan Semarang.
*Email: hudring_bbppi@yahoo.com
Abstrak – Pukat hela yang banyak
digunakan di Indonesia merupakan alat tangkap yang tidak selektif. Hasil
tangkapan sampingan dapat mencapai 7 juta ton dan dibuang ke laut oleh nelayan.
Pukat hela memerlukan mata jaring persegi agar dapat meloloskan juvenil dan
ikan kecil. Tujuan dari penelitian ini adalah menggambarkan desain dan
konstruksi pukat hela dengan modifikasi square mesh, menganalisis komposisi
jenis dan ukuran hasil tangkapan, serta menganalisis nilai produksi hasil
tangkapan sampingan yang diperoleh. Metode yang digunakan yaitu experimental
fishing dengan menggunakan ukuran mata
square mesh yaitu 1,5’; 1,75’; dan 2’. Hasil yang diperoleh adalah pukat
hela dipasang square mesh pada 1/3 dari keliling badan pukat untuk arah horisontal
dan arah vertikal sepanjang 2,5 -3 meter. Semakin besar ukuran mata jaring
square mesh, maka semakin besar tingkat kelolosan yang didapatkan, dan hasil
tangkapan sampingan yang diperoleh tidak mempengaruhi pendapatan nelayan.
Kata kunci: Desain, Pukat Hela, Square
Mesh.
Abstract – Trawl which is widely
used in Indonesia is a non selective fishing gear. 7 million tonnes of bycatch
trawl thrown into the sea. Trawl with
square mesh required for release juvenile and small fish. The purpose of the
research was to describe the design and construction of the modified square
mesh trawl, analyzing the species and the size composition, and analyzing the
production value of bycatch obtained. The research using experimental fishing,
size of square mesh are 1.5’; 1.75’, and 2’. The results of the research showed
that square mesh modified installed at 1/3 of the circumference of the body
trawl for horizontal and vertical direction (2.5 – 3 meters).. The larger of
square mesh, the greater the level of release. Production value of bycatch does
not affect the income of fishermen.
Keywords: Design, Trawl, Square Mesh.
I. Pendahuluan
Hasil tangkapan sampingan
(HTS) secara luas diartikan sebagai semua yang tidak diinginkan nelayan untuk
ditangkap, seperti ikan, penyu, karang lunak, serta benda yang tidak hidup.FAO
memperkirakan hampir 7 juta ton hasil HTS yang dibuang ke laut oleh nelayan.
Usaha penangkapan trawl (pukat-hela)
udang merupakan alat tangkap penyumbang HTS terbanyak (27%) yang dibuang ke
laut di seluruh dunia. Trawl udang
dapat menangkap beberapa ratus speies ikan bertulang keras dan lebih berat dari
hasil tangkapan udangnya dengan perbandingan 20:1, sehingga dianggap sebagai
alat tangkap yang tidak selektif [1].
Alat tangkap pukat hela
adalah salah satu jenis alat tangkap yang banyak digunakan di Indonesia
dikarenakan tingginya produktivitas yang dihasilkan dari alat tangkap ini.
Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa alat tangkap pukat hela tidak
ramah lingkungan, disamping dapat merusak habitat perairan juga sangat tidak
selektif terhadap jenis dan ukuran ikan yang tertangkap. Pelarangan penggunaan
pukat hela melalui Keppres no. 39 tahun 1980 tidak sepenuhnya dipatuhi [2]. Hal
ini dikarenakan pukat hela berukuran kecil dengan ukuran kapal <5 GT masih
banyak beroperasi, para nelayan mencoba mengganti nama alat tangkap ini dengan
nama seperti lampara dasar, dogol, arad, dan lain-lain. Memperhatikan dan
mempertimbangkan kenyataan di lapangan, akhirnya pemerintah melalui Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 02/Permen-KP/2015, melarang pengoperasian
Pukat Hela dan Pukat Tarik di seluruh Wilayah Pengelolaan Perikanan Indonesia
[3].
Pada tahun 2002 –
2008, FAO pernah menetapkan pengelolaan terhadap HTS di Perairan Laut Arafura
yaitu melalui program REBYC II (Reduction
of Enviromental Impact from Tropical Shrimp Pukat Helaing Trough The
Introduction of By-Catch) dengan mewajibkan pukat hela dilengkapi dengan
TED (Tutle Excluder Device) dan BRD (Bycatch Reduction Device). Penelitian
terdahulu sudah banyak yang mengkaji mengenai penggunaan TED/BRD, tetapi masih
sulit diterapkan di lapangan. Oleh karena itu, penelitian mengenai desain
konstruksi pukat hela dengan modifikasi square
mesh perlu dilakukan dengan harapan dapat meloloskan juvenil dan ikan kecil.
Tujuan dari penelitian ini adalah menggambarkan desain dan konstruksi pukat
hela dengan modifikasi square mesh dan menganalisis komposisi jenis dan
ukuran ikan hasil tangkapan pukat hela.
II. Metode
Penelitian
2.1 Waktu dan tempat
Untuk kaji terap alat tangkap pukat hela dengan
modifikasi square mesh dilakukan di
Perairan Balikpapan yang berada pada koordinat 1015’5,74” – 1015’48,15”
LS dan 116056’28,74” – 116058’14,77” BT. Daerah operasi
penangkapan ikan berada di Perairan Selat Makassar, dengan jarak sekitar 4 mil
dari pantai. Operasi penangkapan dilakukan pada perairan dengan kedalaman 9 –
11 meter dengan substrat dasar perairan adalah lumpur. Pengambilan data primer
dilakukan di TPI Manggar dikarenakan merupakan basis penangkapan menggunakan
pukat hela. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Februari, dengan pengoperasian
sebanyak 10 kali.
2.2 Jenis dan sumber data
Data yang diperoleh teridiri dari data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh melalui uji coba (experimental fishing) dan pengamatan secara langsung (observasi)
terhadap pukat hela yang dimodifikasi dengan square mesh. Data sekunder diperoleh dari laporan Dinas Kelautan
dan Perikanan Provinsi Kalimantan Timur maupun Kota Balikpapan, studi pustaka,
dan berbagai tulisan berkaitan dengan obyek penelitian.
2.3 Tahapan penelitian
Tahapan dalam pengambilan data penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Pengambilan data untuk tiap 3 jenis ukuran mata
jaring square mesh (1,5 inchi; 1,75
inchi; 2 inchi) dan dilakukan minimal 3 kali pengulangan kemudian dibandingkan
dengan pukat hela milik nelayan yang tidak menggunakan square mesh (kontrol);
2. Masing-masing kapal melakukan pengoperasian
sebanyak 3 trip dengan 3 kali setting per
trip;
3. Pengamatan yang dilakukan terhadap keempat jenis
pukat hela tersebut dengan cara:
a. Empat kapal menggunakan pukat hela yang berbeda
dioperasikan dalam waktu yang sama dan fishing
ground yang berdekatan;
b. Penyortiran jenis dan ukuran ikan yang lolos
melalui square mesh (kantong cover) dan masuk ke dalam kantong utama (cod end); dan
c. Membandingkan ukuran hasil tangkapan dan menghitung
nilai ekonomis dari bycatch yang
lolos melalui square mesh.
2.4 Tahapan perancangan desain pukat hela dengan modifikasi square mesh
Kegiatan pendataan dilakukan terlebih dahulu untuk
mendapatkan data awal kondisi eksisting pukat hela yang beroperasi dan
digunakan nelayan. Berdasarkan informasi spesifikasi pukat hela ini menjadi
dasar perekayasaan untuk disempurnakan dengan penggunaan mata jaring persegi (square mesh) sebagai alat pelolos ikan
anakan atau juvenil. Pembuatan desain awal dilakukan setelah melalui proses uji
simulasi pada saat perhitungan analitik rinci dimana hasilnya adalah
nilai-nilai variabel karakteristik yang ideal menurut rasio-rasionya. Pada desain
awal telah menggambarkan data awal tentang:
1. Bentuk konfigurasi, dimana secara global dimensi
dan semua bagian yang seharusnya ada telah terlihat pada masing-masing bagian
alat tangkap pukat hela dengan modifikasi square
mesh;
2. Kalkulasi kinerja awal dapat dilihat melalui uji
simulasi pukat hela dengan modifikasi square
mesh dimana telah menunjukkan kinerja yang layak operasional; dan
3. Berdasarkan data dan informasi hasil uji komparasi
dapat dibuat gambar teknis desain pukat dengan modifikasi square mesh.
III. Hasil dan Pembahasan
3.1 Desain dan konstruksi pukat hela dengan modifikasi square mesh
Desain dan konstruksi pukat hela dasar dengan
modifikasi square mesh dapat dilihat
pada Gambar 1.
Gambar 1.
a. Desain pukat hela; b. Desain
pemotongan pukat hela
|
|
a.
|
b.
|
Gambar 2.
a. Desain pukat hela dengan
modifikasi square mesh; b. Desain
pukat hela dengan cover waring
|
Untuk memperjelas letak modifikasi pada pukat hela
maka dilakukan penggambaran desain (Gambar. 2) dengan melengkapi penempatan square mesh pada bagian badan atas (upper belly). Modifikasi dilakukan
dengan memotong bagian tengah badan atas antara bagian mulut dan kantong, dan diganti dengan square mesh. Jumlah jaring yang diganti sebanyak 70 mata jaring ke
arah memanjang dan 80 mata jaring ke arah melintang. Square mesh yang disiapkan untuk mengganti bagian yang dipotong
adalah 80 mata square mesh ke arah
melintang dan 100 mata square mesh ke
arah memanjang.
Cara merancang alat tangkap pukat hela dengan
modifikasi square mesh adalah sebagai
berikut:
1. Membuat sketsa alat tangkap secara lengkap mulai
dari bagian-bagian pukat, tali temali, pelampung, pemberat;
2. Menentukan sifat komponen dalam sketsa tersebut;
3. Membuat rancangan dalam bentuk potongan/irisan dari
tiap bagian pukat (sayap, badan, kantong);
4. Potongan-potongan bagian pukat tersebut disatukan
melalui penyambungan dengan jahitan benang jaring, sampai membentuk desain;
5. Pada bagian badan pukat yang diganti dengan square mesh, dipotong sesuai ukuran
jaring square mesh yang akan
dipasang;
6. Cara mengganti badan jaring belah ketupat dengan square mesh adalah sebagai berikut:
a. Memastikan bagian tengah dari badan pukat (ada sisa
satu potongan dari kantong dan satu potongan dari sayap);
b. Hitung jumlah mata jaring yang akan diganti yaitu
bagian badan atas (upper belly)
dengan lebar 1/3 dari jumlah mata keliling badan pada bagian potongan tersebut;
c. Persiapkan square
mesh yaitu jaring dengan mata belah ketupat namun dipotong all bar sehingga membentuk mata jaring
persegi (square mesh);
d. Pada ujung-ujung yang berada dekat sayap atau
kantong disambung pada bentangan kayu yang bertujuan agar square mesh tetap terbuka;
e. Bagian potongan square
mesh yang telah dilengkapi dengan kayu pada ujungnya disambung dengan
bagian badan jaring ke arah sayap dan kantong;
f. Sambung bagian samping untuk menyatukan antara
potongan badan square mesh dengan
bagian badan pukat yang diganti;
g. Untuk keperluan uji coba maka bagian badan pukat
yang diganti square mesh ditutup cover bahan waring;
7. Lengkapi pukat yang dibuat tersebut dengan
pelampung, pemberat, dan tali temali; dan
8. Alat tangkap pukat hela dengan modifikasi square mesh siap untuk diuji cobakan.
3.2 Tingkat kelolosan ikan
melalui square mesh
Berdasarkan hasil uji terap yang dilakukan di
Balikpapan, Kalimantan Timur, didapatkan hasil tingkat kelolosan ikan pada
ukuran square mesh yang berbeda dan
tersaji pada Tabel. , berikut:
Tabel. Tingkat kelolosan ikan melalui square
mesh
Setting
|
Cod end (kg)
|
Cover (kg)
|
Tingkat Kelolosan (%)
|
||||
1,5’
|
1,75’
|
2’
|
1,5’
|
1,75’
|
2’
|
||
1
|
21,43
|
2,45
|
10,4
|
||||
2
|
18,65
|
2,06
|
11,0
|
||||
3
|
24,16
|
3,86
|
15,0
|
||||
4
|
22,34
|
2,43
|
10,8
|
||||
5
|
16,78
|
2,08
|
12,2
|
||||
6
|
22,64
|
2,47
|
10,9
|
||||
7
|
15,52
|
1,98
|
12,0
|
||||
8
|
17,43
|
2,05
|
11,1
|
||||
9
|
23,74
|
2,18
|
13,7
|
||||
10
|
20,40
|
1,86
|
15,2
|
||||
11
|
17,43
|
2,78
|
15,9
|
||||
12
|
18,66
|
3,53
|
18,9
|
||||
13
|
21,51
|
3,59
|
16,6
|
||||
14
|
18,98
|
3,39
|
17,8
|
||||
15
|
15,74
|
1,98
|
12,5
|
||||
16
|
16,11
|
2,41
|
14,9
|
||||
17
|
19,66
|
3,21
|
16,3
|
||||
18
|
28,44
|
3,10
|
10
|
||||
19
|
24,85
|
2,21
|
8,89
|
||||
20
|
26,36
|
3,41
|
12,9
|
||||
21
|
21,32
|
3,47
|
16,2
|
||||
22
|
25,84
|
4,29
|
16,6
|
||||
23
|
18,41
|
2,72
|
14,7
|
||||
24
|
21,72
|
3,15
|
14,5
|
||||
25
|
19,45
|
4,14
|
21,2
|
||||
26
|
21,86
|
4,71
|
21,6
|
||||
27
|
20,23
|
3,82
|
18,9
|
||||
28
|
21,71
|
3,4
|
15,7
|
||||
29
|
18,42
|
3,2
|
17,4
|
||||
30
|
17,21
|
2,7
|
15,7
|
||||
Total
|
390,3
|
122,7
|
145,9
|
172,6
|
|||
Rata-rata
|
19,54
|
12,27
|
14,95
|
17,26
|
12,3
|
15,5
|
17,2
|
Persentase ikan yang lolos melalui square mesh terhadap ikan hasil
tangkapan yang ada di kantong utama adalah berkisar antara 12,3 – 17,2 % dari
total hasil tangkapan. Semakin besar mata square
mesh yang digunakan, semakin besar pula persentase kelolosan ikannya. Hal
ini berarti ukuran mata square mesh berbanding
lurus dengan tingkat kelolosannya.
3.3 Komposisi jenis dan ukuran
hasil tangkapan
Ada beberapa jenis ikan yang tertampung pada cover sulit untuk diidentifikasi karena
ukuran yang kecil sehingga beberapa ciri ikan menjadi kurang jelas. Pada
umumnya jenis hasil tangkapan ikan yang tertangkap pada bagian kantong pukat
hela dan bagian cover waring jenisnya
relatif sama. Untuk mengetahui keefektifan penggunaan square mesh pada pukat hela, maka dilakukan perbandingan ukuran
hasil tangkapan yang tertampung pada kantong dan cover. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada Tabel., berikut:
Tabel. Perbandingan ukuran hasil tangkapan pada kantong dan cover
No
|
Spesies
|
Kantong
|
Cover
|
||
Rentang Panjang (cm)
|
Jumlah Sampel (ekor)
|
Rentang Panjang (cm)
|
Jumlah Sampel (ekor)
|
||
1
|
Udang
|
7 - 22
|
25
|
4 – 6
|
25
|
2
|
Cumi
|
5 - 11
|
6
|
3 - 4
|
6
|
3
|
Layur
|
30 - 40
|
6
|
12 – 28
|
6
|
4
|
Pepetek
|
7 - 15
|
11
|
2 – 5
|
11
|
Spesies yang dijadikan sampel merupakan spesies
yang dapat teridentifikasi dengan baik dan terdapat pada dua bagian jaring,
yaitu kantong serta cover waring.
Udang menjadi sampel yang paling banyak diambil dikarenakan alat tangkap pukat
hela mempunyai target penangkapan yaitu udang. Udang yang tertangkap terdiri
dari jenis manthis shrimp, black tiger
shrimp, white shrimp, dan udng krosok. Terlihat perbedaan ukuran yang cukup
jelas pada bagian kantong dengan udang yang lolos dari square mesh. Begitu juga dengan spesies lainnya yang terlihat jelas
perbedaan ukuran spesies yang tertangkap di kedua bagian tersebut.
Berdasarkan Tabel., dapat dilihat bahwa penggunaan square mesh dapat meloloskan ikan
berukuran kecil yang masih juvenil. Penggunaan square mesh yang tetap terbuka pada saat towing memungkinkan ikan keluar dari pukat hela, khususnya ikan
perenang kuat yang mampu melawan arah arus penghelaan pukat. Hanya juvenil ikan
demersal yang masih tertangkap di bagian kantong karena kemampuan renang yang
rendah sehingga tidak dapat meloloskan diri melalui square mesh. Proporsi juvenil ikan demersal yang tertangkap pun
sangat kecil, yaitu sekitar 5%.
3.4 Nilai produksi ikan by catch yang tertangkap
Keuntungan ekonomis
yang diperoleh dari penggunaan mata jaring persegi (square mesh) terletak pada penambahan nilai jual dari sumberdaya
ikan yang lolos saat ini. Sumberdaya ikan yang lolos memiliki kesempatan untuk
tumbuh dan berkembang, dan memungkinkan dapat tertangkap lagi pada saat sudah
bertambah ukurannya. Nilai jualnya akan bertambah seiring dengan pertambahan
ukuran tubuh ikan yang lolos tersebut.
Ikan by catch yang berukuran kecil maupun non
ekonomis di Kecamatan Manggar, Kota Balikpapan
dijual dalam bentuk 1 box styrofoam
dengan volume 30 – 40 kg. Harga dari 1 box ikan tersebut yaitu Rp 20.000,00. Hasil perhitungan tersebut dapat terlihat
bahwa penggunaan square mesh pada
pukat hela tidak akan mengurangi pendapatan nelayan, karena pada umumnya ikan
yang berukuran kecil jika tertangkap akan dibuang. Sebaliknya, sumberdaya ikan
tersebut apabila dibiarkan lolos sekarang maka di waktu mendatang apabila
tertangkap kembali akan menambah pendapatan nelayan. Contohnya adalah
udang dengan ukuran 1 kg yang terdiri
dari 20 ekor akan mencapai harga Rp 40.000,00/kg.
IV. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini
adalah pukat hela dipasang square mesh pada
1/3 dari keliling badan pukat untuk arah horisontal dan arah vertikal sepanjang
2,5 -3 meter dengan ukuran mata 1,5’; 1,75’, dan 2’. Semakin besar ukuran mata square mesh, maka semakin besar juga
tingkat kelolosan ikan dengan komposisi ikan terbanyak yaitu ikan pepetek,
udang, cumi, dan layur. Penggunaan square
mesh tidak akan mengurangi
pendapatan nelayan, karena pada umumnya ikan kecil jika tertangkap akan
dibuang.
Daftar Pustaka
[1]
S. Eayrs, Pedoman untuk Mengurangi Hasil Tangkapan
Sampingan (HTS) pada Perikanan Pukat Hela (Trawl)
Udang Perairan Tropis, Rome, Italy, FAO, 2005.
[2]
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1980
Tentang Penghapusan Jaring Trawl.
[3]
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik
Indonesia Nomor 2/Permen-KP/2015 Tentang Larangan Penggunaan Alat Penangkapan
Ikan Pukat Hela (Trawls) dan Pukat
Tarik (Seine Nets) di Wilayah
Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia.
Borgata Archives - DRMCD
BalasHapusBorgata's Atlantic 안양 출장마사지 City casino and 시흥 출장안마 hotel announced 의왕 출장마사지 their latest casino opening since 정읍 출장안마 June. The Borgata is the world's first integrated 울산광역 출장안마 casino. The first and Feb 24, 2020